Masalah Makro Ekonomi

Catatan saya kali ini ingin mencoba membahas secara detail hal-hal (faktor, variabel) yang mempengaruhi suatu pertumbuhan ekonomi suatu negara bisa naik/ turun. Mungkin juga masalah yang timbul bisa menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi pertumbuhan suatu negara. 

Masalah yang selalu dihadapi oleh suatu negara:
1. masalah pertumbuhan ekonomi;
2. masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi;
3. masalah pengangguran;
4. masalah kenaikan harga (inflasi);
5. masalah necara perdagangan dan  neraca pembayaran
    Sumber: Buku makro ekonomi karya sadono sukirno Jilid 3

Pertanyaan: Apakah permasalah di atas akan mempengaruhi potensi penerimaan pajak suatu negara (suatu daerah) ?

secara logika bisa saja "iya", mengingat bahwa permasalahan di atas mempengaruhi faktor produksi masyarakat  bisa saja upah terganggu karena masalah no. 2, 3, dan 4. Untuk perusahaan terganggu karena no.1, 2, 4, dan 5

Indonesia sebagai negara penganut sistem ekonomi terbuka, dimana sangat dipengaruhi faktor eksternal dan internal. Contoh faktor eksternal adalah krisis amerika yang merembet jadi krisis global sedikit banyak mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Sedangkan faktor internal contohnya kondisi sosial-politik. (Analisis Indikator Pendahulu Tahun 2010, BPS)

Analisis Makro Ekonomi adalah kegiatan:
1. mempelajari sebab-akibat fluktuasi penerimaan negara jangka pendek ( dengan siklus bisnis);
2. mempelajari faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi jangka panjang ( dengan peningkatan pendapatan nasional/PDB). sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_makro

siklus bisnis dapat diamati dan diperkirakan dengan pendekatan umum 
- indikator pendahulu;
- indikator seiring;
- indikator pengikut

Definisi indikator pendahulu

Leading Indicator atau Indikator Pendahulu adalah salah satu  komponen dalam Bussiness Cycles Analysis atau Analisis Daur Bisnis yang dibangun untuk mendeteksi siklus perekonomian. Daur bisnis didefinisikan sebagai pergerakan naik-turunnya/fluktuasi produksi atau output yang terjadi secara periodik dengan pola yang tidak teratur disekitar trend dimana pola tersebut dapat diperkirakan. Di dalam analisis daur bisnis, silkus gerak perekonomian terdiri dari 2 fase yang meliputi puncak (peak) dan palung (trough). Puncak merupakan titik maksimum dalam satu siklus, sedangkan palung merupakan titik minimum dalam satu siklus yang sama. Kontraksi merupakan keadaan dimana perekonomian sedang bergerak dari puncak menuju palung, sedangkan ekspansi merupakan keadaan dimana perekonomian sedang bergerak dari palung menuju puncak. Suatu resesi didefinisikan jika kontraksi yang terjadi lebih dari 2 periode berturut-turut. Jika terjadi kontraksi dalam persentase yang sangat besar dan diiringi dengan inflasi yang tinggi maka akan terjadi depresi.  https://www.bps.go.id

-Indikator pendahulu adalah variabel2 ekonomi yang pergerakannya mendahului pergerakan aktivitas perekonomian secara agregrat
-Indikator seiring adalah variabel2 ekonomi yang bergerak bersamaan dengan aktivitas perekonomian secara agregrat
-Infikator pengikut adalah variabel2 ekonomi yang pergerakannya mengikuti dengan aktivitas perekonomian secara agregrat

Gambaran agregat  perekonomian biasanya digambarkan dengan satu variabel yaitu Produk  Domestik Bruto (PDB) yang biasanya disebut dengan reference series. Dari ketiga indikator daur bisnis tersebut, indikator pendahulu (leading indicators) sangat penting peranannya dalam menduga perkembangan kondisi ekonomi atau bisnis dalam jangka pendek dan indikator ini yang paling sering digunakan untuk peramalan jangka pendek. https://www.bps.go.id

Hasil penelitian oleh Bank Indonesia
Disamping BPS, Bank Indonesia (BI) telah beberapa kali pula melakukan analisis pada indikator pendahulu ini dengan mengakomodasi metode NBER. Sebagai reference series digunakan variabel PDB riil dengan berbagai pertimbangan antara lain: terbatasnya data makro yang ada di Indonesia, hanya PDB yang menggambarkan keseluruhan data ekonomi, penggunaan indeks industri tidak cukup baik, karena data indeks industri yang ada di Indonesia metodenya tidak sama dengan negara-negara OECD, penggunaan PDB sekaligus untuk melakukan estimasi terhadap pertumbuhan ekonomi, dan penggunaan PDB sekaligus menjustifikasi jika PDB mampu menyusun reference chronology pada ekonomi. Sementara itu, penghitungan indikator pendahulu dibedakan menjadi indikator untuk minyak &gas dan selain minyak & gas. 

Dengan metode NBER ini diperoleh indikator yang teridentifikasi sebagai indikator pendahulu. 

Untuk PDB minyak & gas, terpilih 3 variabel pendahulu yaitu: 
a. Produksi minyak mentah dengan share 70 persen,
b. Produksi LNG dengan share 15 persen, dan
c. Produksi LPG dengan share 15 persen.

Untuk PDB non minyak dan gas terpilih 11 variabel pendahulu yaitu:
a. Impor Singapura,
b. Produk industri Jepang,
c. Produk industri Amerika Serikat,
d. Volume ekspor non minyak & gas,
e. Total volume impor,
f. Posisi daya saing Indonesia,
g. Indikator tingkat keuntungan,
h. Nilai tukar riil,
i. Aliran kredit,
j. Produksi plywood, dan
k. Produksi besi dasar.

Namun pada penelitian ini hanya mengidentifikasi variabel-variabel pendahulu dan analisis turning pointnya, tanpa menghasilkan suatu model untuk pengukuran tingkat pertumbuhan ekonomi yang diperoleh dari indeks indikator pendahulu.

Hasil penelitian oleh Bank Indonesia 2

Artikelnya yang dimuat dalam Buletin Ekonomi dan Perbankan, Maret 2004 berjudul “Leading Indikator Investasi Indonesia dengan Menggunakan Metode OECD”. Penelitian ini mengukur indikator leading untuk investasi di Indonesia. Metodologi yang dipakai dalam penelitian tersebut menggunakan metode yang dikembangkan oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) yang meliputi: penentuan series acuan, penentuan titik balik series acuan, pemilihan komponen pembentuk komposit indikator  pendahulu, dan pembentukan indeks komposit. Dalam penentian series acuan,  sebagai reference series digunakan single series yaitu angka pembentukan modal tetap bruto (PMTB).  https://www.bps.go.id

Dengan hasil bahwa pembentukan komposit indikator pendahulu  dimana terpilih 12 komponen variabel pembentuk yang paling baik berdasarkan nilai korelasinya yang paling tinggi dan dengan berbagai justifikasi lainnya. Kedua belas variabel tersebut adalah: konsumsi semen, produksi semen, indeks produksi, IHK, produksi minyak mentah, PDB Jepang, IHSG, country risk, impor barang modal, impor bahan baku, nilai tukar riil, suku bunga kredit investasi, dan jumlah wisatawan mancanegara dengan rata-rata nilai leadnya sebesar 3 bulan. 

Hasil penelitian Danareksa Research Institute (DRI)

Disamping BPS dan BI, lembaga lain yang meneliti masalah indicator pendahulu ini adalah Danareksa Research Institute (DRI). Berdasarkan penelitian DRI variabel-variabel yang diidentifikasi sebagai variable pembentuk indikator pendahulu adalah: ijin mendirikan bangunan, jumlah turis asing yang datang, investasi luar negeri yang disetujui, real effective exchange rate, IHSG, total ekspor riil, Indeks Harga Konsumen (IHK) jasa-jasa. 

Pajak Daerah